Setiap langkahnya tanpa terka
Membaur menjadi satu tokoh dalam kepalsuan
Gelagatnya menirukan malaikat - malaikat bersahaja
Bilik hati berkata yang tak biasa
Berbisik dan memainkan irama nada jiwa
Kumandangnya membuat mata terjaga
Tapi tidak untuk di nikmati alunannya
Apakah yang seharusnya tanpa topeng di muka?
Serpihan - serpihan perangainya seolah habis tertutup senja
Sampai tak mampu awan mengibaratkan
Walau sketsanya masih mampu terbaca
Darimana asalnya kearifan
Terkadang isinya hanya sampah berserakan
Bukan syair senandung malam
Bahkan bukan belaian dalam pelukan
Selimut rupa tampak memudar
Seperti usang di hempas jaman
Isi jiwa hanya murka yang bergulir
Sehingga jasadnya meminta kau menanggung perih
Oleh : zuvianayenti - Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar